Menuai Rindu
Penulis : Laelatul MunawarohKetua Bidang KPP (Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi) HMI Komisariat Persiapan Saintek 2019/2020Namaku Zafira Kayla Putri. Saat ini aku sedang merindukan sahabat kecilku yang hilang entah kemana. Aku lupa namanya tapi, dia berjanji akan kembali saat dewasa kelak. Ibuku seorang bidan dan ayahku seorang dokter. Mereka adalah sosok orang yang paling aku cintai di dunia ini dan tak tertandingi karena kasih sayangnya sepanjang masa. Aku hidup bahagia dengan mereka. Dan aku mempunyai adik laki-laki yang sangat tampan sampai-sampai semua orang suka dengan wajah tampannya. Dan aku mempunyai seorang kakak laki-laki namanya Rio. Dia adalah sosok kakak yang cuek dan tidak peduli dengan adiknya. Tapi, dia sayang banget sama aku dan kalaupun aku dekat dengan teman cowok dia selalu mengawasiku dan mengantarku entah kemanapun aku pergi. Itulah sedikit cerita tentang keluargaku.
Hari-demi hari telah aku lewati dengan suka maupun duka.
Cukup seperti itu rasaku setiap hari. Dan inilah hari-hari yang paling aku
tunggu dari dulu. Kalian pasti tahu apa masa itu? Ya benar masa detik-detik
menuju bangku kuliah. Masa yang aku dambakan dari kecil, masa dimana cita-cita
didepan mata. Tapi kalian belum tau bagaimana proses itu terjadi. Marilah kita
simak perjalanku dari habis lulusan sampai akhirnya sebahagia ini.
Tiba-tiba suara
gemuruh terdengar berisik dari luar. Rasanya jantung ini sudah terasa berdebar
dengan hebat. Kepala ini terasa mau pecah. Dan fikiran ini sudah campur aduk
tak karuan. Setelah masa-masa ujian itu berlalu begitu cepat. Dan tidak terasa
inilah detik-detik pengumuman kelulusan.
“Kay,
selamat yaaa kamu lulus dengan nilai tertinggi”.
Hatiku
bimbang mendengar hal itu seakan aku tidak percaya dengan ucapan Niko.
“Kay,
gimana pengumuman SNMPTN mu? Diterima dimana?...Kalau kamu masuk universitas
favorit jangan lupain aku ya..”ucap Niko.
“Hey
Niko!!! kamu jangan salah bicara loh yaaa..Tpi asal kamu tau aku tidak diterima
jalur SNMPTN Nik.....” ucapku.
“Kayla
cantik...., sahabatku yang paling comel... mungkin kalau itu bukan rezeqi kamu
ya aku kurang tau si, Tapi tadi aku denger kamu juara satu angkatan kita keren
kan....”.
Aku
berfikir sebentar apakah benar aku juara angkatan sekarang tapi, hati ini
serasa tidak percaya dengan semua itu. Suara
terdengar gemuruh dan gemricik banyak anak-anak berlarian kesana kemari akupun
ikut-ikutan karena terdengar suara ricuh dan ternyata pengumuman kelulusan
telah ditempel di papan informasi. Dan ternyata benar aku nomer satu. Rasanya
bahagia sekali proses belajarku yang mati-matian akhirnya membuahkan hasil yang
maksimal.
“Kay,
selamat yaa...kamu juaranya” ucap Ricky cowok yang aku taksir sampai sekarang.
“Selamat
buat kamu juga yaa...kamu kan juara 2”.
“Ricky...ayo
dong kesini temenin aku ke kantin aku mau curhat nih” ucap Naya.
Naya
adalah sahabatku dari kecil tapi, dia membenciku karena Ricky dekat dengan aku. Aku
ditinggal begitu saja sama mereka, kadang aku berfikir kenapa tidak ada yang
peduli sama aku kecuali Nico.
Perpisahan telah usai aku dapat
hadiah dari Nico dan Ricky. Kita sekelas telah mengikuti serangkaian acara
dengan bahagia. Hari demi hari telah dilewati dan itu sangat membosankan sekali
dan tiba saatnya ujian SBMPTN aku dan Nico mngikuti tes itu dan Alhamdulillah
kita diterima di universitas yang sama. Ya kota metropolitan yakni Jakarta.
Kota yang paling aku impikan dari dulu. Serangkaian acara mahasiswa akan kami
ikuti dengan suka ria. Kami bangga bisa menjadi bagian dari universitas
terkenal se-Indonesia. Aku masuk jurusan keperawatan dan Nico jurusan profesi
dokter.
Hari pertama ospek telah dimulai,
ini saatnya aku menunjukan jati diriku yang sebenarnya walaupun sebenarnya
masih malu-malu. Acaranya meriah sekali. Tapi aku masih kebingungan. Kakak
tingkat mendekatiku dan bertanya pasanganku. Karena pada saat itu disuruh
pasang-pasangan dan aku sendirian rasanya itu sedih sekali melihat teman-teman dah
saling mengenal satu sama lain. Semuanya sudah mempunyai pasangan dan aku
berfikir tentang susahnya cari teman baru. Dan akhirnya kak Byan meniup
peluitnya dan teman-teman disuruh memperhatikannya dan semua maba yang belum
punya pasangan disuruh maju. Aku maju dan ternyata tidak cuma aku sendiri yang
gak ada pasangannya. Aku melihat Naya yang ternyata kuliah ditempat yang sama
denganku. Didepan ada tiga orang; aku, Naya dan satu anak cowok. Aku maunya
dipasangin sama Naya tapi dia tidak mau dia malah sama cowok itu. Aku tidak
malu, aku tidak sedih karena masih ada kakak tingkat yang mau nemenin aku dan
dia cerita tentang banyak hal seputar perkuliahan, Dia semester tiga, dia baik
sekali sampai-sampai aku dibelikan minum. Karena tidak punya pasangan aku
dihukum. Tpi tidak hanya aku saja Naya dan cowok itupun dihukum. Kami disuruh
maju kembali dan memperkenalkan diri
dengan suara yanga keras. Aku menjadi orang yang pertama, teman-teman semua
tertawa karenaku. Kemuadia Naya dan yang terakhir cowok itu. Dia namanya Abi.
“Hai
Kayla salam kenal yaaaa.....namaku Abi Satya Patria” ucap Abi sambil tersenyum.
“Salam
kenal balik Abi....Namaku Zafira Kayla Putri, biasa dipanggil Kayla” ucap
diriku.
“Kay,
btw kok kita bisa satu kampus yah..perasaan aku nggak pernah ngomong sama kamu
deh” ucap Naya.
“Nay,
mungkin ini adalah cara supaya kita bisa akrab lagi”.
“Aku
mah bosen temenan sama kamu yang bisanya cuma nikung temen sendiri”.
“Nay,
kamu salah paham tentang hal itu”.
“Udah
Kay, aku bosen denger celotehanmu yang dusta itu”.
Hatiku
sakit mendengar hal itu air mataku jatuh, aku lari ke kamar mandi aku ingat
Ibuku yang meninggal dunia karena temennya sendiri yang bicara keras kepanya.
Suara toa kembali memanggil mahasiswa baru. Aku langsung keluar dari kamar mandi
dan dibelakang pintu ada Nico, Ricky dan Abi. Aku heran Ricky ternyata kuliah
di satu kampus juga denganku. Rasanya bahagia sekali bisa melihat Ricky. Tapi
disamping Ricky ternyata ada Naya. Aku pergi ketempat berkumpul bareng Nico.
Sekarang acaranya adalah mengenal lebih dekat dengan kakak tingkat. Kita
disuruh meminta tanda tangan kepada lima belas kakak tingkat dan mereka
terserah mau apakan kita.
Kita dibagi menjadi dua orang, aku bersama Katya.
Katya adalah gadis lucu imut dan gemesin karena badannya fat. Tapi, dia
orangnya perhatian dengan kawannya. Aku senang dikelompokkan dengan dia. Kita
menuju pos yang pertama, disitu ada Ka Ridwan . kita disuruh memperkenalkan
diri menggunakan Bahasa Arab. Syukurnya aku dulu sudah pernah belajar Bahasa
Arab. Tapi, si Katya dia kebingungan dan aku ajarkan ditempat itu juga, dan
akhirnya kita lolos di pos yang pertama. Kemudian dilanjutkan dipos yang kedua, Aku dan katya bertemu dengan yang namanya Ka Putri, dia cantik sekali
orangnya, lembut, anggun sekaligus imut. Di pos kedua kita disuruh nyanyi lagu
korea. Aku tidak suka korea, makanya aku diam saja, eh malahan si Katya dia
lincah banget mirip artis korea beneran. Karena aku tidak bisa, maka aku
disuruh nari. Dan akhirnya tanda tangan kedua didapatkan. Dan di pos ketiga
kita bertemu dengan mba Valen. Aku tidak tau kenapa namanya mba Valen, mungkin
suaranya mirip Via Valen. Menurutku dia kakak tingkat yang biasa saja.
Tiba-tiba dia bertanya kepadaku.
Ka
Valen : “ Hai, kamu dek Kayla yaaa?”.
Aku
: “ iya ka, ko kakak tau namaku? (pikirku kebingungan)”.
Ka
Valen : “ Gini dek, tadi dek Nico nitip buat dek Kayla minuman ini “.
Aku
: “ Ooooh gitu.. Terima kasih ya kak?”.
Ka
Valen : “ Sama-sama adek cantik”.
Katya
: “ Ka, dari tadi ko aku nggak di ajak ngomong sih, jadi laper kan...”.
Ka
Valen : “ Iya adek, disini tantangannya adalah kalian harus nari dance sebisa
kalian”.
Katya
: “ Baiklah, kaka”.
Matahari
mulai menyengat fikiran dan hati ini terasa pas sekali. Aku rasanya sudah tidak
kuat lagi dan sepertinya Katya hampir pingsan. Tapi, untunglah ada pemandu P3K
yang selalu siap siaga menjaga kita semua. Jam demi jam telah kita lewati
bersama. Namun, ada aja kehebohan yang membuatku selalu tertawa karena Katya.
Tidak
terasa sudah lima belas pos telah kita lalui bersama, dan akhirnya kami
dikumpulkan jadi satu lagi. Aku bertemu dengan Nico. Temenku yang paling comel.
Tapi aku senang bisa kenal dia. Karena setidaknya dia telah mewarnai hidupkuku
sejak aku duduk di bangku SMP.
Kita
membuat Gelang persahabatan yang tadinya dua jadi tiga. Karena ketambahan
Katya. Ricky menatapku dengan wajah murung. Dan aku samperin dia.
Aku
:” Hai Ricky...( tatapku engan senyum
manis membisu)”.
Ricky
:” Ada apa Kay?..(membalas dengan senyuman kembali)”.
Aku
: “ Kamu mau temenan dengan aku? ....Kita anggap persahabatan, disini udah ada
aku, Niko, Katya..... dan kalau kamu mau kita tambah dengan kamu..nih ku kasih
gelang untukmu”.
Ricky
: “ Ok ..aku mau(dengan wajah bahagia)”.
Aku
:” Ya sudah .. aku ke tempatku dulu yaaa....”.
Ricky
:” Ok Kayla cantik”.
Aku
tidak menyangka kalau Ricky memanggilku dengan sebutan cantik. Rasanya aku jadi
tersipu malu.
Tidak
terasa hari pertama ospek sudah berakhir dan itulah ceritaku dihari pertama.
Hari kedua pasti akan datang begitu cepat seakan aku tidah percaya sebentar
lagi pengangkatanku sebagai Mahasiswa akan berada di benakku. Dan itu
bener-bener suatu kebanggaan sekaligus tanggung jawab yang besar yang akan aku
emban. Aku bukan anak kecil lagi yang bisanya Cuma minta sama orang tua tanpa
memikirkan sebab dan akibat yang akan terjadi.
Dan
akhirnya tibalah hari kedua ospek. Semua perlengkapan yang harus dibawa sudah
kusiapkan dengan matang tanpa ada yang tertinggal satupun. Inilah saatnya aku
menujukkan siapa jati diriku yang sebenarnya. Aku bukan anak manja yang bisanya
Cuma minta uang jajan orang tua terus habisin makanan di rumah. Semua mahasiswa
dikumpulkan dan memakai almamater tercinta ..kita bersorak-sorak disitu dan
rasanya itu senang sekali. Kata orang-orang Kuliah itu tidak seperti di FTV
yang Cuma pulang berangkat alias mahasiswa kupu-kupu.
Kita
senam disitu dan hari terasa begitu cepat seakan tidak terasa kalau matahari
sudah hampir tenggelam. Hari kedua ospek pun berakhir. Aku tidak menyangka
kurang du hari aku akan resmi menjadi mahasiswa.
Tiba-tiba
telfonku berdering dan aku meminta izin kepada kakak tingkat untuk mengangkat
telfon dari ayahku. Dan akhirnya kakak tingkat yang disampingku mengizinkanku.
Ayah
: “ Kakak?....ini kakak kan...?”.
Aku
: “ Iya ayah....ada apa? (dengan wajah kebingungan)”.
Ayah
: “ Kak, Ayah naik pangkat jadi PNS
....”.
Aku
: “ Alhamdulillah... syuku kalau begitu yah..O iya yah gimana keadaan adek
sekarang? Udah gak dirawat di rumah sakit kan yah? Udah sembuh kan yah?”.
Ayah
: “ Adek sudah tidak apa-apa kak, Kakak jaga kesehatan ya disana .. kapan-kapan
ayah jenguk Kakak”.
Aku
: “ Siap Ayahku tersayang kutunggu Ayah disini’’.
Ayah
: “ Ya sudah Ayah mau kerja lagi .. Kakak jangan lupa makan yang banyak yaaa’’.
Aku
: “ Baik Ayah”.
Ayah
: “ Sampai jumpa kakak...’’.
Aku
: “ iya Ayah ..assalamu’alaikum ayah..”.
Ayah
: “ Wa’alaikumussalam kakak’’.
Tidak
terasa aku telfon dengan ayahku hampir setengah jam, Kakak tingkat yang
disampingku mencariku.. dikiranya aku hilang , tapi ternyata aku dibelakangnya.
Aku minta maaf dengan kakak tingkat karena terlalu lama mengangkat telfonnya.
Tapi, kakak itu ternyata tidak marah, malahan dia tersenyum. Ospek
di hari ketiga sangat-sangat membosankan karena isinya cuma perkenalan kampus,
Dosen-dosen perfakultas, Mata kuliah-mata kuliah yang diajarkan, dan lain
sebagainya. Dan kita hanya disuguhi aqua dan jajan cemilan kecil.
Waktu
terasa begitu lama dan akhirnya aku kecapean dan tiduran di eperan masjid dan
waktu itu aku hampir pingsan. Tapi, aku selalu ingat pesan ayahku kalau aku
harus selalu semangat untuk mengejar mimpi supaya mimpiku menjadi seorang
perawat benar-benar bisa terwujud.
Aku
pernah sewaktu kecil bermimpi menjadi seorang Dokter supaya aku bisa mengobati
orang yang sakit. Tapi, setelah semuanya dijalani ternyata mimpi itu tidak
menjadi nyata. Dan setelah lambat taun akhirnya aku mengambil jurusan ilmu
keperawatan supaya aku bisa menjadi seorang perawat.
Aku
mengobrol dengan kawan disampingku namanya arnold. Dia orangnya baik,sopan,
tapi kadang kelakuannya seperti cewe. Tapi aku tetep enjoy duduk disamping dia.
Dia bercerita kepadaku tentang adiknya yang mirip aku katanya. Tapi, sudah
meninggal dunia.
Hari- demi hari telah dilewati, Jam- demi jam
telah dilalui, menit dan detik pun sudah terlewati. Dan tiba saatnya ospek hari
terakhir. Di hari terakhir disuruh berangkat pagi-pagi sekali tidak seperti
biasanya. Akupun bingung kenapa jam lima harus sudah berangkat, itu hari yang
masih pagi banget kan kawan..tapi ya sudahlah kan sudah jadi mahasiswa jadi
harus tetep apapun dirjang, rintanganpun dihadang dan selalu optimis dan selalu
semangat empat lima.
Suara
angkot belum terdengar bunyinya, padahal aku sudah menunggu kurang lebih lima
belas menitan, wajah matahari pun belum muncul terlihat hanya kekuning-kuningan
selimut yang menyelimuti matahari. Aku tidak pernah menyalahkan kepada siapapun
tentang sesuatu yang akan terjadi di hariku ini dan sepertinya aku telat. Tapi
hatiku berkata tidak mungkin acara itu akan dimulai jam lima tepat, mahasiswa
itu banyak gaes dan nggak mungkin semua akan tepat waktu. Coba lihat sekarang
tidak ada satupun angkot yang kelihatan batang hidungnya.
Tet
tot tet tot tet tot....................
Tuprak
tuprak tuprak................
Telolet
telolet telolet .................
Suara
kendaraan sudah mulai terdengar satu persatu, matahari sudah mulai memunculkan
batang hidungnya, dan aku rasanya bahagia dan lega sekali.
Nder
nder nder ......
Terdengar
suara motor dari belakangku dan ternyata itu Nico.
Nico
: “ Kay, bareng yok.....dah jam berapa ini “.
Aku
: “ Tapi, aku lagi nunggu angkot co,
...”.
Nico
: “ Udahlah Kay, santai dong sama aku.. pliiss dong ayolah...”.
Aku
: “ Kamu duluan aja, itu udah ada angkotnya kok”.
Nico
: “ Ok “.
Dan
akhirnya sang angkotpun yang aku tungu-tunggu akhirnya lewat, tapi sang supir
mau sarapan terlebih dahulu dan itu pasti sangat memakan waktu yang lama.
Tiba-tiba si Ricky lewat dan nyapa aku.
Ricky
: “ Hay Kay, mau bareng?..ayo naik”.
Aku
: “ hmmmmmmm ya udah deh”.
Tanpa
basa-basi aku naik begitu saja, sebenarnya itu gak enak sekali rasanya. Karena
pa? Aku takutnya kalau Nico melihatku dan sangkaannya aku mau bareng sama Ricky
dan gak mau bareng dengan dia, padahal dia adalah sahabat terbaik aku.
Dan
ternyata hal itu benar-benar terjadi Nico tepat disampingku pas aku turun dari
motor Ricky. Dia langsung pergi begitu aja. Si mira bilang.
Mira
: “ Kay, lo tau nggak dia buat sarapan untuk siapa? Untuk lo tau nggak, dia itu
sayang sama kamu, eh kamunya malah sama Ricky, kamu gak malu sama Nico? Kamu
mah bener-bener (ungkap perasaan mira dengan nada dan ekspresi marah-marah)”.
Aku
: “ Mir,( diam tanpa kata dan langsung samperin Nico)”.
Nico
: “ Kay, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, kalau aku itu sayang sama kamu,
kalau aku itu suka sama kamu, makannya aku perhatian sama kamu”.
Aku : “ Maksud kamu ( berfikir dengan wajah polos dan
terheran-heran)”.
Nico
: “ Masa kamu daru SMA sampai sekarang gak paham, kalau aku suka kamu tidak
hanya sekedar sahabat”.
Aku
: “ Oh gitu”.
Nico
: “ terus kamu sendiri bagaimana?”.
Aku
: “ Aku biasa saja... gak ada perasaan
apapun sama kamu”.
Kakak
tingkat sudah berlarian kesana kemari dan mengumpulkan adik-adiknya susuai
dengan tugasnya masing-masing.
Aku
sudah diklompokkan dan ternyata aku kelompok ulat bulu. Aku senang sekali bisa
masuk kelompok ulat bulu kita pergi ke suatu tempat naik truk. Dan ternya sama
kaka tingkat kita semua dibawa ke pantai. Suasana dipantai itu sangat dingin
dan sejuk ditambah dengan bangunan-bangunan yang kuno yang sudah keropos
termakan hewan pengurai. Udara pagi dipantai sangat segar, sesegar senyum
diwajah seorang artis yang sedang naik daun. Aku suka pantai, tapi aku jarang
kepantai karena tempatku jauh dauh dari pantai, dan saat ini aku merasakan
begitu tenangnya dan hilangnya pikiran dan beban yang menggaruk kepala ini
terasa langsung hilang tanpa membekas sedikitpun.
Kita
disuruh istirahat terlebih dahulu, untuk meningkatnkat kesehatan kita semua.
Aku tiduran dipinggir pantai dan berlarian kesana kemari dengan Nico. Walaupun
Nico sudah mengungkapkan perasaannya kepadaku dan aku belum siap menerimanya
tapi kita akan selalu bersama dan mungkin jika kita tidak diizinkan bersama
maka kita akan berpisah dan saling memebenci hanya karena masalah sepele
seperti ini.
Waktu
istirahat hampir usai aku dan Nico minum es kelapa muda yang rasanya itu seger
banget dan kita meliha monyet-monyet yang lucu berkeliaran disekitar pantai dan
juga wisatawan-wisatawan asing yang sedang berwisata di tempat itu. Ini adalah
pengalaman yang tidak bisa aku lupakan begitu saja, karena ada banyak hal yang
aku dapatkan dari semua ini.
Derainya
ombak mendesir begitu lembut, birunya lautan memanggil-manggil namaku,
kemilaunya mutiara serasa inin kumiliki, dan deburan pasir yang meng mengusik
jari jemari kakiku, dan birunya langit yang terasa begitu dekat dengan hatiku. Si
Nico menciptakan puisi untukku dan kubalas dengan ungkapan dan senyuman dsn
kita saling bergantian dan aku merasa nyaman berada disamping Nico yang
kuanggap sebagai sahabat.
Peluit-peluit
kakak tingkat sudah mulai bertabrakan dan saling bersapaan dan itu tandanya
kami sudah harus berkumpul ketempat semula untuk menyanyikan lagu kebanggaan
almamater kita tercinta dan lagu kebangsaan kita Indonesia Raya. Tidak hanya
itu saja kita harus mengikuti serangkaian-serangkaian acara yang masih banyak
lagi di tingkat universitas dan fakultas ataupun jurusan. Kita harus menjadi
mahasiswa aktif bukan mahasiswa pasif itulah pesan dari kakak tingkat kepada
adik-adiknya. Dan mereka selalu bersikap terus terang seperti itu. Tidak
menyangka hari terakhir ospek dah usai dan seperti itulah kegiatan-kegiatan
selama ini yang kami lakukan ketika ospek, mulai dari pengenalan mahasiswa
baru, peran mahasiswa baru, pengenalan kakak tingkat, pengenalan kampus,
pengenalan dosen, dan lain sebagainya.
Mungkin
itulah cerita ospek dari hari pertama sampai hari terakhir untuk Kayla, dan
teman-temannya. Waktu
demi waktu dijalani tanpa ada kepastian untuk hari pertama tapi semuanya akan
terasa indah jika semua dijalani
dengan penuh kesabaran.
Kuliah
adalah masa untuk kita berproses dan berubah, tidak hanya untuk mencari ilmu
saja tapi bekal untuk kehidupan dimasa mendatang.
Hari
pertama kuliah telah tiba dan ini saatnya aku masuk ketempat yang baru
sekaligus bertemu dengan kawan baru dan suasana baru. Aku bahagia sekaligus
bangga bisa kuliah ditempat ini karena ini adalah impian aku sedari kecil untuk
melanjutkan kuliah ditempat ini. Aku selalu tersenyum menyapa teman-teman
dengan salam ramah dan halus supaya mereka cepat akrab denganku. Dan aku tidak
akan membeda-bedakan antara teman yang satu dan yang lainnya. Karena bagiku
semuanya adalah kawan yang berstatus yang sama.
A
: “ Hay ......”.
Aku
: “ Hay juga, boleh kenalan?....”.
A
: “ Boleh, kenalin aku Angga dari sumatera selatan ...kamu siapa? ( dengan
wajah senyum kemanis-manisan)”.
Aku
: “ Hay, Namaku Zafira Kayla Putri, kamu bisa panggil aku Kayla asalku dari
Yogyakarta”.
A
: “ Salam kenal Kayla..ayo sini gabung..”.
Aku
: “ Terima kasih kawan”.
Hari
demi hari telah kulalui dan kulewati ternyata jadwal kuliah tidak seperti
jadwal SMA. Bedanya adalah jadwal kuliah menyesuaikan kelasnya dan duduknya itu
tidak dengan meja dan kursi tetapi langsung nempel jadi satu.
Aku
bahagia bisa kuliah, melihat teman-temanku yang tidak bisa melanjutkan kuliah
sangat menyedihkan karena bebean biaya. Padahal biaya bisa dicari asalkan ada
kemauan dan usaha pada akhirnya. Itulah prinsip yang harus dipegang oleh
mahasiswa yang berusaha untuk sukses tanpa campur tangan dari orang tua. Dan
ketika kuliah tidak hanya mai-main tetapi juga harus selalu belajar supaya
mendapatkan IPK yang tinggi dan menjadi mahasiswa terbaik pada akhirnya.
Ayahku
selalu menelfonku setiap minggu dan selalu mananyai keadaanku setiap waktu
apakah aku sakit, ataua ada apa-apa atau bagaimana karena maklumlah aku sudah
tidak mempunyai seorang ibu dan aku sayang banget dengan ayahku. Aku juga
sayang banget dengan adikku. Adikku dirawat dirumah sakit karena sakit kanker ,
aku tidak tahu sebenernya bagaimana keadaan adikku sekarang aku sayang banget
dengan adikku. Nicco mengenal adikku dengan penuh perhatian dan sayang banget
dengan dia.
Adik
: “ Kakak, ini aku... kapan kakak
pulang?”.
Aku
: “ (sambil menitihkan air mata) adik kakak pulang kok tapi bentar yah”.
Rasanya
sudah tidak tahan dan tidak kuat lagi dengan semua itu. Ingin aku memeluknya
dengan pelukkan hangat penuh kasih sayang dari sang kakak untuk adiknya yang
sedang sakit dan merindukannya. Aku ingin pulang tapi aku baru masuk kuliah.
Satu
minggu sudah kujalani dengan penug suka duka bersama kawan baruku. Ada
praktikum, laporan, jurnal dan lain sebagainya. Tugas menjurus satu persatu dan
akhirnya aku keteteran karena aku banyak mengikuti organisasi juga tapi aku
bahagia dan tetap sabar dan disiplin menjalani semua tugas-tugasku itu.
Suara-suara
burung berterbangan saling memancal satu persatu makanan mereka, kusir-kusir
dokar saling berjalan berderan dan suara angkot saling bersahutan menarik
angkutan dan saling berburu penumpang.
Tukang
angkot : “ Adek manis ayo dek naik angkotnya bapak yaa (sambil mengusap
keringat)”.
Aku
: “ (sambil tersenyum dan dalam harti tertawa karena melihat keringatnya yang
bercucuran) baik pak...”.
Tukang
angkot : “ Nah gitu neng .. ayo ayo
nok naik naik ( sambil menarik calon penumpang ibu-ibu)”.
Waktu
dah hampir siang bapak itu belum dapet penumpang seorangpun, aku melihatnya
sangat kasihan karena tidak ada yang mau naik angkotnya karena angkotnya kurang
keren. Menurutku seperti itu. Tapi kuat dan tekad bapak itu luar biasa dalam
meraih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Aku jadi belajar banyak hal
dengan bapak tadi. Aku keluar dan membuantu bapak tadi mencari penumpang untuk
mendapatkan tambahan hasil penumpang.
Aku
: “ Ayo kakak, adik bapak, ibu kita naik angkot bapak ini sama-sama ya ...
jangan melihat dari sisi angkotnya tapi lihatlah dari isi hati luar angkotnya
sekaligus hati bapak angkot yang lucu.. ayo gaes..(sambil ketawa dan tersenyum
tersipu malu karena ada mas-mas ganteng masuk angkot)”.
Tukang
angkot : “ Terima kasih ya neng .. ntar neng gratis deh bayarnya bapak janji
neng gak perlu bayar ok (sambil senyum bahagia)”.
Aku
: “ Bapak mah bisa aja.. aku cuma mau bantu bapak aja ko pak?”.
Tukang
angkot : “ iya neng bapak juga becanda kok neng”.
Aku
: “ Baik pak, penumpang sudah terkumpul banyak nih, ayo pak jalan..”.
Tukang
angkot : “ Baik neng cantik, ayo kita jalan”.
Waktu
dah semakin siang dan akhirnya aku dan penumpang-penumpang lain dah mulai
kepanasan dikarenakan angkotnya sudah meleyot-meleyot pantesan aja mereka pada
tidak mau naik angkot bapak ini ternyata dah reot.
Wajahku
pucat dan terasa begitu cape aku hampir pingsan karena disuruh dorong angkot
itu. Dan aku merasa sangat haus tetapi aku tidak membawa air minum dan akhirnya
aku tidak kuat dan pingsan. Aku tidak merasakan apa-apa, aku merasa sangat
lelah dan letih dan ingatanku sudah terasa tidak ada, dan mataku sangat buram.
Aku merasa kecewa karena tidak bisa masuk kuliah tepat waktu dan malahan aku
tidak masuk kuliah secara full karena aku pingsan dengan waktu yang cukup lama.
Tukang
angkot : “ neng ayo bangunlah.. (dengan wajah memelas dan sangat
khawatir)”.peduli
Orang-orang
tidak ada yang peduli dengannya bahkan tidak ada yang mengkhawatirkan keadaan
angkotnya bapak itu yang reot itu. Aku sadar sedikit demi sedikit dan akhirnya
dalam hitungan jam akupun benar-benar sadar kembali.
Aku
: “ Bapak, aku kenapa? (sambil memegang kepala yang masih terasa pusing)”.
Tukang
angkot : “ Kamu tadi pingsan nduk, maafkan bapak ya.. yang sudah buak kamu
kecapean nduk?”.
Aku
: “ Sudah pak,aku tidak apa-apa kok, sekarang saya mau kuliah dulu ya pak?”.
Tukang
angkot : “ Tunggu nduk, itu bapak bawa anak bapak si Abi supaya nganter kamu
kuliah nduk”.
Aku
: “ Abi, (sambil mengingat-ingat ternyata abi temennya Naya) kamu temennya Naya
kan?”.
Abi
: “ Iya ulat bulu aku inget kamu kok (sambil manyun)”.
Aku
: “ ikhlas gak nih nganterin akunya.. “.
Abi
: “ Aku ikhlas kok adek cantik .”.
Aku
: “ Makasih kakak.(sambil tertawa lebar)”.
Aku
tidak tahu kenapa setiap kali aku bertemu dengan Abi aku merasa nyaman. Aku
rasanya bahagia banget diapanggil ulat bulu sama dia dan aku panggil dia
kupu-kupu.
Dan aku tidak menyangkanya, ternyata dia anak
dari seorang tukang angkot. Tapi dia sangat hormat dan patu kepada orang tuanya
dan tidak menganggap remeh orang-orang disekitarnya. Itulah salah satu yang
membuatku nyaman berada didekat sang kupu-kupu. Jam demi jam telah dilewati
bersama dan akhirnya sampai juga ditempat tujuan yaitu kampus. Aku malah tidur
dipangkuan sang kupu-kupu, dan aku sangat malu dilihat sama temen-temanku
karena hal itu terjadi secara tidak sadar. Teman-teman menertawakanku karena
terlihat kami berduaan padahal bagaikan bumi dan langit yang kalau bertemu
selalu bertengkar. Dan itu mesti terjadi. Nicco melihatku dengan sadar dan
wajah cemburu. Aku menyayangi Nicco hanya sebetas sahabat. Tapi, dia tidak
pernah menganggapku hanya sekedar sahabat maunya lebih dari sahabat. Abi
membangunkanku dan menurunkanku dari motor satria yang dipakai, aku masih
kedinginanan dan tidak kuat jalan sendiri dan akhirnya, Abi memakaikan jaketnya
kepadaku dan teman-teman yang lain bersorak-sorak menertawakan kami. Abi
menyerahkanku kepada Nicco. Dan Nicco membawaku ke kantin dan memeberikan teh
hangat untukku.
Abi
: “ Nic, ini si Kayla tadi pingsan di angkot ayahku, tolong kamu jagain dia
ya?”.
Nicco
: “ Ok bi thanks ya, “.
Abi
: “ Sama-sama Nic, dia bener-bener bawel Nic ntar awas aja kalau nglunjak”.
Nicco
: “ Santai, dia tenang ko kalau ada aku disini”.
Suara
motor sudah mulai menjauh dari kampus ini, dan aku tidak tahu kenapa aku merasa
kecewa karena itu dan aku kurang nyaman karena bersama Nicco. Tapi aku tetap bahagia
karena dia adalah sahabat aku untuk selamanya. Tapi hati ini rasanya kecewa
saat jauh dari si kupu-kupu. Aku tidak tahu kenapa aku merasa begitu nyaman
ketika dekat dengannya.
Nicco
: “ Kay, aku tau kamu nggak akan pernah selamanya suka sama aku. Tapi aku akan
selalu ada untukmu walau kamu tak ada disisiku untuk selamanya. Dan semisal
suatu saat aku pergi jauh dari sini kumohon janganlah kamu merindukanku untuk
sesaat maupun selamanya. Jika aku benar-benar pergi jauh dari hidupmu dan tidak
akan kembali disisimu”.
Itulah
kata-kata yang diucapkan oleh sang Nicco, si pemuda tampan yang selalu menjadi
pendampingku dan pelindungku tetapi sampai saat ini masih terabaikan olehku.
Aku tidak tahu kenapa dia berbicara seperti itu, apakah dia benar-benar akan pergi
jauh dari kehidupan ini? Ataukah dia benar-benar akan menghilang bahkan lenyap
dari kehidupanku. Rasanya aku merasa kecewa sekaligus sedih mendengar semua itu
dan aku ingin menangis atas semuanya ini dan bilang maafkan aku yang selama ini
selalu mengecewakanmu dan menyakitimu. Aku berfikir bahwa Nicco benar-benar
akan pergi jauh dan pindah sekolah keluar negeri karena bapaknya dia bekerja
diluar negeri dan ibunya pun akan berangkat kesana.
Setelah
kembali kerumah aku benar-benar merasa bahwa aku telah menemukan sebuah tulisan
masa kecil aku dan Nicco yang berjanji akan selalu bersama-sama walau waktu
memisahkan kita berdua. Tapi aku yang melanggar janji itu sendiri dan aku yang
berpaling dari Nicco. Padahal Nicco selalu menjaga aku setiap saat, setiap waktu
selamanya, mulai dari kecil hingga saat saat sekarang dan aku baru ingat
ternyata Ibuku juga berpesan supaya Nicco selalu menemaniku kemanapun, kapanpun
aku berada. Dan aku baru mengingatnya sekarang.
Kupandangi
deraian surat yang sudah kusut dan bertabur debu dan terbasmi oleh serangkaian
seranggga yang kurang sopan tetapi tidak terlalu jahat. Meskipun surat itu
sudah tidak nampak seperti surat biasa, ternyata surat itu berada didalam kotak
rahasia. Ya kotak permaiananku yang selalu aku bawa kemanapun aku pergi. Karena
aku selalu sayang denganboneka itu. Ya surat itu berada di dalam kotak itu yang
selama ini tidak pernah aku lihat. Tapi, aku pernah melihatnya ditempatnya
Nicco yang selalu tertata rapi di kamarnya dan aku baru ingat mungkin saja
didalamnya ada satu surat yang sama dengan punyaku.
Kubuka kotak itu dan
kupandangi gambar bergerak itu dan aku bersihkan yang bertabur debu itu aku
mendengar lagunya dengan penuh nuansa kebahagiaan dan aku begitu menikmatinya
dan mengalunkan nadanya yang begitu mengandai-andai dan begitu romantis. Aku
membersihkan surat itu dan aku membuka lembaran surat itu satu persatu dan
ternyata ada tiga lembar disana. Kubersihkan dan kubaca kembali surat itu dan
ternyata disitu ada foto aku, ibu, Nicco dan ibunya Nicco. Surat itu berisi
tentang persahabatan antara ibuku dan ibunya Nicco pada awalnya dan mereka
selalu main bersama kemanapun pergi selalu bersama hingga saat ini mereka punya
anak aku dan Nicco. Ayahku dan ayahnya Nicco juga berteman baik dari dulu
hingga saat ini pun. Dan aku tidak menyangka bahwa aku adalah sahabat kecil
ulat bulunya Nicco dan aku tidak menyangka hal itu terjadi. Aku tidak sadar
bahwa Nicco adalah orang yang selama ini aku cari.
Habis
selesai membaca surat itu aku langsung pergi kesuatu tempat merenung dan
menangis mengungkapkan semua kesalahanku selama ini karena aku telah
mengabaikan Nicco. Aku kecewa dengan diriku saat ini tapi semua itu sudah
terlambat karena Nicco sudah pergi keluar negeri bersama kedua orang tuanya dan
itu akan berlangsung dalam waktu yang begitu lama.
Aku menangis dan selalu
berdo’a supaya aku bisa dekat kembali dengan sahabat kecilku itu mungkin saat
itu aku karena masih kehilangan ingatan karena sewaktu kecil aku pernah
terbentur batu ketika sedang berenang. Waktu berjalan begitu lama dan akhirnya
aku merasa kesepian dalam waktu yang panjang dan aku membuat sebuah puisi-puisi
indah untuk si Nicco yang selalu kutunggu kedatangannya. Karena sudah lama dia
tidak ada kabar. Waktu berjalan begitu lama dan akhirnya aku berusaha membuat
tulisan-tulisan yang akan kukirim ke koran harian tapi aku tidak menyangka
semuanya tertolak.
Aku
ngekost bareng Eni anaknya cuek tapi kawannya banyak. Aku sebenernya tidak
menyukainya karena dia sukanya makan dan tidur terus dia selalu ramai tanpa
karuan aku jarang dikamar dan aku selalu bosan tatkala aku dikamar
terus-terusan.
Kring
kring kring
Suara
dering handphoneku terdengar begitu keras tetapi aku tidak ingin mengankatnya
karena aku sudah merasa kesal dengan semua orang rasanya ingin aku tonjok satu
persatu emua orang. Tetapi kucoba lihat telfon itu dan ternyata itu telfon dari
si Nicco. Aku menyapanya dengan begitu lembut dan penuh perhatian dan rasa
rindu. Dia pun menjawabnya dengan perasaan yang sama tetapi agak beda dikit.
Tidak seperti biasanya ada suara cewe disana dan aku sangat sedih mendengar hal
itu aku tidak tahu itu bentuk respon kepadaku saat ini atau dia sudah berubah
seperti dulu.
Nicco
: “ Hay Kayla cantik, apa kabar kamu disana?”.
Aku
: “ Iya Nicc aku baik, aku mau tanya kenapa kamu pergi tidak bilang-bilang ke
aku sih apakah aku punya kesalahan yang besar sama kamu? Sampai-sampai kamu
tidak mau bilang kalau kamu kelur negeri”.
Nicco
: “ Gini Kay, kamu rindu aku yah? Tapi maaf aku udah ada yang baru nih kenalin
namanya Maya”.
Aku
: “ Ok selamat ya tapi kumohon jangan lupakan tentang persahabatan kita”.
Nicco
: “ Tenang, aku selalu ingat kamu kok”.
Aku
: “ Ok see you semoga kamu betah ya disana...”.
Nicco
: “ Ok salam Rindu untuk seorang Kayla dari Ka Niccomu “.
Aku
: “ Iya Ka sayang”.
Langsung
aku tutup telfonnya aku lupa bilang sayang padahal dari dulu tidak pernah. Aku
merasa slah tingkah dan merasa senag karena bisa telfon dengan si Nicco. Cowok
terbaik yang pernah kukenal walaupun dia sudah punya yang lain tapi aku sudah
merasa bahagia bisa mengenal dirinya semenjak kecil. Ku deskripsikan seorang
Nicco. Dia adalah seorang laki-laki gagah, tampan, tinggi, putih, hidungnya
mancung, motornya motor laki-laki. Dan dia selalu soapna dan baik hati dengan
semua cewe dan intinya dia adalah cowok yang suka silat ataupun beladiri tapi
dia tidak suka berantem kaerna dia trauma dengan tangan kanannya yang pernah
teriris pisau kaerana dia menolongku dari jambret-jambret pasar yang selalu
mengangguku.
Disetiap hari minggu, dia selalu mengajakku jogging keliling
lapangan makannya aku bisa lari hingga sampai saat ini dulu, rumahku dan
rumahnya saling berhadap-hadapan makannya kita berteman akrab. Dari SD hingga
SMA kita selalu pergi dan pulang bareng setiap kali sekolah karena kita
sekolahnya juga sama. Hari demi hari selalu kita lewati bersama dan bulan demi
bulan selalu dilewati bersama dan tahun demi tahun selalu dilewati bersama
juga. Kita bahagia menjalani hidup seperti ini. Tapi saat ini aku kecewa karena
aku sudah tidak bisa bertemu lagi dengannya. Tapi akan kuselalu tunggu
kehadirannya dan kukasihkan kalung ini untuk seorang laki-laki yang pertama
kali singgah di hati ini. Kusiapkan sejak SMA dua kalung yang akan kuniatkan
untuk seorang cowok yang selalu sayang sama aku. Tapi untuk saat ini aku belum
punya kepastian karena dia sudah punya kekasih disana.
Kring
kring kring ada paket kakak......
Paket
paket paket paket........
Tukang
paket : “ Mbakquuuu ada paket ko gak denger-denger yah mbaknya pie toh”.
Aku
: “ Maaf mas, aku baru nyiapin masakan ....maaf ya kalau dah numggu lama”.
Tukang
paket : “ Ini mba tanda tangan yak”.
Aku
: “ Mbak tapi aku tidak pesan loh kak”.
Tukang
paket : “ Maaf aja mbak, saya tidak tahu menahu soal hal itu”.
Aku
: “ Ooh ok baiklah kalau begitu pak terimakasih pak sebelumnya dan maaf
sesudahnya “.
Tukang
paket : “ Iya mbak, sama-sama”.
Suara
sepedanya sudah terdengar jauh dan tidak jelas dari kostku dan ternyata bunga
itu benar-benar untukku. Aku heran dan tidak tahu menahu dari siapa bunga itu.
Aku bahagia sekaligus senang karena biasanya yang ngirim seperti itu adalah si
Nicco aku masih mengingatnya pas dia masih kecil dan akupun masih kecill dia
ngasih aku mahkota dan dia ngasih aku aku serangakai bunga kesukaanku.
Aku
mencium bunga itu dan aku merasa sangat bahagia sekaligus sengang dan hati ini
terasa berbunga-bunga. Dan berputar-putar serasa orang yang sedang jatuh cinta
pada pandangan pertama dan tidak bisa diganggu gugat. Itualah ceritaku yanga
mungkin bisa dibilang alay. Surat itu berisi tentang gombalan-gombalan cinta
dan itu rasanya lucu dan rasanya ingi selalau aku tertawa kareanaya. Aku sangat
bahagia karenanya dan aku tidak tahan seolah aku bagaikan milea dan si pengirim
bagaikan Dilan si raja gombal yang akhirnya tidak bersatu dengan milea yang
Cuma gombalan-gombalan mautnya saja yang selalu mendekap dihati si milea.
Disitu juga ada teka-teki yang mirip persis dengan punyanya si dilan yang
dikasihkan kemilea yang sudah di isi lengkap isinya sudah katanya sih biar
tidak memberatkan. Dan supaya kamunya nggak pusing mikirin isinya tapi kamu
pusing mikirin yang ngasih. Itulah sebagian gombalan-gomabalan yang ditulis oleh
seorang pengasih bunga yang sampai saat ini belum aku ketahui identitas diri
sang pemilik asli bunga itu. Atau mungkin ini salah kirim? Ya tapi tidak
mungkin juga sih kan ini juga aku dah robek-robek dan kumakan coklatnya. Dan
aku selalu tersenyum karenanya dan siapapun yang ngasih aku selalu berterima
kasih karenanya. Dan akan selalu kuingat karenanya. Dan kuharap yang ngasih
diantara Nicco, Ricky dan Abi diantara bertiga orang itu dan aku berharap bahwa
yang ngasih adalah si pujaan hatiku yaitu Nicco. Aku selalu berharap supaya dia
bisa kembali ke negeri Indonesia tercinta ini. Dan aku selalu berdo’a supaya
dia bisa kembali dengan kedaan sukse, sehat dan bahagia selalu.
Kring
kring kring
Kring
kring kring
Terdengar
suara sepeda paket yang kemarin kembali datang, kupikir
dia mirip dengan yang kemarin. Dia tidak ngasih apa-apa ke aku tapi dia minta
tangannya dicium olehku, ya aku otomatis tidak maulah siapa dia siapa ak. Aku
langsung menutup pintu kamar dan langsung pasang wajah murung di dalam kamar
sebenarnya aku bingung siapa dia dan hendak apa dia melakukan sesuatu seperti
itu?...aku selalu ingat bahwa orang yang pernah pasang wajah seperti itu dan
minta ciuman tangan dariku adalah si Nicco. Aku keluar dan kucari kesana kemari
tapi tidak kutemukan. Aku merasa kehilangan dan aku menyesal untuk yang kedua
kalinya.
Kring
kring kring
Kring
kring kring
Aku
pikir dia adalah orang kemarin yang ngantar paket tapi, ternyata bukan
kutanyakan kepada sang pembawa paket itu dengan pelan dan lembut tapi agak
keras karena dia sudah agak tua.
Aku
: “ Bapak, yang bawa paket kemarin adakah orangnya?”.
Bapak
paket : “ gimana neng ? “.
Aku
: “ Bapak, yang bawa paket kemarin adakah orangnya?”.
Bapak
paket : “ Ohh dia dah pindah mbak, sudah digantikan oleh saya”.
Aku
: “ Baiklah pak terima kasih ya pak”.
Tiba
tiba terdengar suara teriakan dari luar memanggil-manggil namaku dan rasanya
itu sangat bahagia sekali. Tapi yang aku heranin tidak ada orangnya. Dan Nicco
mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku bahkan, akupun tidak mengingat tentang
ulang tahunku dan ternyata Nicco tidak pergi dari Indonesia tapi dia Cuma cuti
beberapa hari untuk menyiapkan semua ini. Aku bangga sekaligus bahagia karena
bisa menemukan teman seperti Nicco dan aku merasa sangat senang kalau Nicco
berjanji akan selalu menjagaku smapai kapanpun dan sampai suatu saat kapan
dimanapun tempat yang tidak terjangkaupun. Aku dan Nicco bukan aku dan Ricky ya
itulah yang kurasakan.
Terlahap habis neng, makasih ceritanya bagus
ReplyDeleteKereen bagus tingkatkaaannn
ReplyDelete