Kebutuhan Bersosial dan Kewajiban Belajar Tidak Hilang Meski Pandemik Virus Korona Masih Menyerang


Oleh: Firman Hardianto
Kader Himpunan Mahasiswa Islam dan Sekretaris Umum HMI Komisariat Saintek
medium.com

Sudah hampir satu bulan Indonesia terpapar virus korona. Setiap berganti hari jumlah penderita Covid-19 terus bertambah semakin banyak. Tentu keadaan seperti ini mengkhawatirkan bagi Indonesia karena virus korona tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga perekonomian nasional, pendidikan, kondisi sosial, dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dilansir dari data infeksiemerging.kemkes.go.id, hingga 8 April 2020 lalu sejumlah 2.738 orang terdeteksi positif Covid-19 dengan 204 sembuh dan 221 orang meninggal. Jika dilihat perbandingan antara sembuh dan meninggal dari data terbaru ini, dapat terlihat strategi pemerintah dalam menangani Covid-19 cukup efektif. Meski perbandingan pasien sembuh masih lebih sedikit dibandingkan dengan penderita yang meninggal, namun jika ditengok seminggu yang lalu angka ini sudah lebih baik.

Pemerintah menerapkan strategi berupa darurat sipil (physical distancing, larangan mudik, dll) untuk memutus rantai penularan Covid-19 agar keadaan dapat segera kembali normal. Tentu masyarakat perlu memahami betul bahwa strategi yang dilakukan pemerintah ditujukan untuk kebaikan warga negara. Pada saat inilah pemerintah dan masyarakat perlu menyatukan sikap dan bergandengan tangan menunjukkan solidaritas serta rasa persatuan untuk mematuhi berbagai strategi yang diterapkan demi mengembalikan hak dasar yang hilang selama masa pandemik virus korona.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Sebelum Covid-19 dinyatakan selesai, maka kebijakan darurat sipil harus terus ditaati. Berbagai kegiatan keseharian dengan melibatkan perkumpulan banyak orang perlu dikurangi agar tidak memperburuk suasana. Jangan sampai kebijakan yang telah diambil untuk melawan virus korona ini menjadi sia-sia karena kecerobohan yang dilakukan hanya untuk kepentingan individu.

Pada salah satu kebijakan tanggap korona yaitu sosial distancing dialih bahasakan menjadi physical distancing, hal ini dilakukan agar tak terjadi salah arti dalam pemaknaan frasa dan juga karena bagaimanapun manusia tetap membutuhkan akses sosial. Aristoteles menjelaskan dalam teorinya bahwa manusia merupakan zoon politicon. Teori Aristoteles tersebut menerangkan bahwa manusia tidak bisa menghindari kegiatan sosial sebagai kebutuhan mendasar yang perlu dilakukan. Manusia tetap membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan. Maka dari itu, untuk sementara masyarakat Indonesia bisa mengganti aktifitas sosial yang biasanya dilakukan dengan kontak langsung diganti dengan memanfaatkan fasilitas internet.

Adanya teknologi khususnya internet merupakan suatu solusi akses sosial bagi manusia dalam situasi penyebaran wabah virus corona saat ini. Segala aktifitas dan kegiatan sosial di luar rumah yang dibatasi membuat masyarakat mau tidak mau harus memanfaatkan dengan baik internet untuk menjalin komunikasi antar sesama. Dalam hal ini telah banyak platform media sosial yang dapat membantu manusia menjalankan akses sosial secara online.  Misalnya dalam dunia pendidikan, guru dan siswa dapat memanfaatkan platform google classroom, edmodo, zoom, atau bahkan whatsapp yang dapat digunakan sebagai media belajar online. Keberadaan Covid-19 dan kebijakan stay at home tentu tidak memengaruhi kebutuhan masyarakat akan kegiatan sosial. Hanya saja masyarakat perlu mengganti cara berkegiatan melalui media online untuk sementara waktu.

Tetap Wajib Belajar

Dalam hadis bahwasannya Rasulullah Saw bersabda, Tholabul ilm faridhotun alaa kulli muslim. Bahwa pada hakikatnya menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat muslim. Meskipun di tengah wabah virus corona yang sedang melanda bangsa Indonesia, kewajiban belajar dan menuntut ilmu tentu tak lantas dapat gugur begitu saja. Para pelajar tetap memiliki kewajiban belajar kendati kelas secara offline diliburkan. Dengan adanya platform yang telah disediakan tentu belajar tetap dapat dilakukan meski tidak bertemu secara langsung.

Hadirnya internet sejak fase revolusi industri 4.0 membuat masyarakat serta pelajar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai aktifitas terkhusus pembelajaran online di sektor pendidikan. Hal ini tentu merupakan hasil dari perkembangan teknologi. Karena teknologi telah berkembang jauh sebelum hari ini, maka teknologi telah dipelajari oleh berbagai kalangan dan memudahkan pelaksanaan sosialisasi online termasuk belajar. Masyarakat tak perlu repot memikirkan cara lain dalam belajar tanpa bertemu karena telah ada teknologi yang mempermudah mobilitas online. 

Meski demikian, lembaga pendidikan yang kurang berpengalaman dalam pembelajaran online memiliki masalah dalam teknik belajar online. Pelajar khususnya mahasiswa banyak mengeluhkan metode yang digunakan karena pembelajaran masih hanya diisi tugas-tugas individu yang sifatnya pengerjaan pribadi.

Selalu ada pelajaran dari adanya masalah. COVID-19 dan kebijakan tanggap stay at home memberi pelajaran penting yang perlu dijadikan introspeksi bagi berbagai lembaga. Misalnya dalam lembaga pendidikan dapat belajar menggunakan media lain selain perjumpaan langsung untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tentu pengalaman ini akan membuat masyarakat dan berbagai lembaga lebih sigap dalam menangani kejadian serupa di masa mendatang. Ada beberapa variasi yang patut dikembangkan sebagai cadangan ketika ada masalah tak terduga. Wallahu a’lam bishawwab

Comments

Popular posts from this blog

Jenjang Pendidikan Formal Kader HMI

Implementasi Bersyukur dan Ikhlas dalam Meneguhkan Qalbu

Keteraturan Alam Semesta