Proker Perdana: HMI Saintek Gelar Forum Dialog Dialektika Mahasiswa

(Foto/Doc. Komisariat)

Semarang, hmisaintek-walisongo.or.id – Membuka lembaran baru di periode 2020-2021, HMI Komisariat Saintek mengawali pelaksanaan program kerja dengan mengadakan diskusi publik berbasis online. Progam kerja ini berada di bawah naungan dari bidang PTKP (Perguruan Tinggi Mahasiswa dan Kepemudaan). PTKP HMI Saintek membungkus diskusi ini dengan label “Forum Dialog Dialektika Mahasiswa”, yang mana nantinya akan diagendakan rutin di tiap bulan.

Forum Dialog Dialektika Mahasiswa kali ini bertemakan “Mengkontruksi Karakter Mahasiswa Akademis Berjiwa Aktivis”. Diskusi tersebut dipantik oleh Presiden BEM IT PLN Periode 2019-2020 sekaligus koordinator isu energi dan minerba BEM Seluruh Indonesia yaitu Alif Zulviqar dan dimoderatori oleh Muhammad Faiz Mubarok selaku Wasekbid PTKP HMI Saintek.

“Pada saat ini, banyak mahasiswa yang masih sering dilema antara menjadi mahasiswa yang aktivis dan akademis. Maka dari itu tema ini sangat cocok untuk diangkat sebagai bahan dan bahasan diskusi, serta mengetahui formulasi bagaimana membuat kedua indikator tersebut dapat dikontruksikan secara balance,” Ujar Labib.

baca juga : Pengurus baru HMI Saintek resmi dilantik

Partisipan dalam agenda ini sudah cukup banyak, karena bersifat umum. Banyak kader-kader HMI dari berbagai penjuru daerah yang ikut serta meramaikan diskusi tersebut. Tidak hanya itu, ada juga yang berasal dari latar belakang lain dan dari berbagai institusi yang berantusias bergabung dalam forum ini.

Subtansi yang diulik pada diskusi ini ada empat poin yaitu memberikan gambaran tentang dinamika perkuliahan dan organisasi; urgensi dan benefit dalam mengikui organisasi; karakter mahasiswa yang akademis dan juga aktivis; serta strategi mahasiswa dalam dilema perkuliahan dan organisasi.

Di awal forum diskusi, Alif Zulviqar, pemantik forum dialog dialektika mahasiswa menekankan kembali terkait tujuan dan fungsi dari mahasiswa itu sendiri yaitu agent of change, agent of social control, dan iron  stock.  Mahasiswa juga dituntut untuk mempunyai moral value, karena seorang mahasiswa dianggap percuma jika memiliki fungsi yang tadi tetapi tidak mempunyai moral value sebagai pengunci dari ketiga fungsi penting tersebut.

Pemimpin dan pemuda yang besar dan hebat hari ini, lahir dari masa-masa yang krisis. Apabila mahasiswa sudah nyaman dengan zonanya, maka mahasiswa harus menempa dirinya agar keluar dari zona nyaman. Hal ini harus dihindari dan diminimalisir sebagai ranah yang membatasi diri mereka untuk menjadi orang yang hebat dan memiliki pribadi yang kuat.

(Foto/ Doc. Komisariat)

Alif zulfiqar juga menyoroti bahwa power mahasiswa saat ini masih dipertanyakan, karena kebanyakan mahasiswa masih belum menyatu dan kesinambungan yang ada di dalam mahasiswa masih belum saling terkoneksi. Eksistensi keberagaman, perbedaan, dan warna dari   mahasiswa  adalah kekayaan kita, tetapi harus mempunyai visi dan tujuan yang sama yaitu membangun bangsa. Karena keberagaman ini terkadang yang menjadi bumerang mahasiswa itu sendiri yang harus diantisipasi, tidak hanya dari circle mahasiswa dan elemen organisasi, tetapi dari karakter pribadi kita sendiri bagaimana bisa menyingkirkan batas pikiran atau mindset tersebut.

Perlu diingat status aktivis dan akademis itu merupakan status nomor dua. Tetapi yang lebih penting adalah esensi kita sebagai seorang mahasiswa, adanya mahasiswa bertujuan untuk menebarkan kebermanfaatan bukan untuk memperkayai diri sendiri. Agenda ini diakhiri dengan melakukan foto bersama secara virtual.

Red: (Muhammad Labib)

baca juga : Kiprah Pendidikan Indonesia di Era Pandemi

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenjang Pendidikan Formal Kader HMI

Implementasi Bersyukur dan Ikhlas dalam Meneguhkan Qalbu

Keteraturan Alam Semesta