Proker Perdana: HMI Saintek Gelar Forum Dialog Dialektika Mahasiswa
Forum Dialog Dialektika Mahasiswa kali ini
bertemakan “Mengkontruksi Karakter Mahasiswa Akademis Berjiwa Aktivis”. Diskusi
tersebut dipantik oleh Presiden BEM IT PLN Periode 2019-2020 sekaligus
koordinator isu energi dan minerba BEM Seluruh Indonesia yaitu Alif Zulviqar dan
dimoderatori oleh Muhammad Faiz Mubarok selaku Wasekbid PTKP HMI Saintek.
“Pada saat ini, banyak mahasiswa yang masih
sering dilema antara menjadi mahasiswa yang aktivis dan akademis. Maka dari itu
tema ini sangat cocok untuk diangkat sebagai bahan dan bahasan diskusi, serta
mengetahui formulasi bagaimana membuat kedua indikator tersebut dapat
dikontruksikan secara balance,” Ujar Labib.
baca juga : Pengurus baru HMI Saintek resmi dilantik
Partisipan dalam agenda ini sudah cukup
banyak, karena bersifat umum. Banyak kader-kader HMI dari berbagai penjuru
daerah yang ikut serta meramaikan diskusi tersebut. Tidak hanya itu, ada juga
yang berasal dari latar belakang lain dan dari berbagai institusi yang
berantusias bergabung dalam forum ini.
Subtansi yang diulik pada diskusi ini ada
empat poin yaitu memberikan gambaran tentang dinamika
perkuliahan dan organisasi; urgensi dan benefit dalam mengikui
organisasi; karakter mahasiswa yang akademis dan juga aktivis; serta strategi
mahasiswa dalam dilema perkuliahan dan organisasi.
Di awal forum diskusi, Alif Zulviqar,
pemantik forum dialog dialektika mahasiswa menekankan kembali terkait tujuan
dan fungsi dari mahasiswa itu sendiri yaitu agent of change, agent of
social control, dan iron stock. Mahasiswa juga dituntut untuk mempunyai moral
value, karena seorang mahasiswa dianggap percuma jika memiliki fungsi yang
tadi tetapi tidak mempunyai moral value sebagai pengunci dari ketiga
fungsi penting tersebut.
Pemimpin dan pemuda yang besar dan hebat
hari ini, lahir dari masa-masa yang krisis. Apabila mahasiswa sudah nyaman
dengan zonanya, maka mahasiswa harus menempa dirinya agar keluar dari zona
nyaman. Hal ini harus dihindari dan diminimalisir sebagai ranah yang membatasi
diri mereka untuk menjadi orang yang hebat dan memiliki pribadi yang kuat.
Alif zulfiqar juga menyoroti bahwa power
mahasiswa saat ini masih dipertanyakan, karena kebanyakan mahasiswa masih belum
menyatu dan kesinambungan yang ada di dalam mahasiswa masih belum saling terkoneksi.
Eksistensi keberagaman, perbedaan, dan warna dari mahasiswa adalah kekayaan kita, tetapi harus mempunyai
visi dan tujuan yang sama yaitu membangun bangsa. Karena keberagaman ini
terkadang yang menjadi bumerang mahasiswa itu sendiri yang harus diantisipasi,
tidak hanya dari circle mahasiswa dan elemen organisasi, tetapi dari
karakter pribadi kita sendiri bagaimana bisa menyingkirkan batas pikiran atau mindset
tersebut.
Perlu diingat status aktivis dan akademis
itu merupakan status nomor dua. Tetapi yang lebih penting adalah esensi kita
sebagai seorang mahasiswa, adanya mahasiswa bertujuan untuk menebarkan
kebermanfaatan bukan untuk memperkayai diri sendiri. Agenda ini diakhiri dengan
melakukan foto bersama secara virtual.
Red: (Muhammad Labib)
baca juga : Kiprah Pendidikan Indonesia di Era Pandemi
Yakusa, semoga Istiqomah
ReplyDeleteAamin, terima kasih kanda ku
Delete