Revitalisasi Hakikat Semboyan Bangsa
Ilustrasi/ Firman Oleh: Firman Hardianto, Mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Walisongo Semarang dan Ketua Umum HMI Komisariat Saintek Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa. (Pupuh 139, bait 5, Kitab Sutasoma – Mpu Tantular) Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia sepakat untuk menggunakan filosofi Bhinneka Tunggal Ika untuk menjadi semboyan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bhinneka Tunggal Ika diungkap pertama kali oleh Mpu Tantular, seorang pujangga agung kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk. Semboyan ini menjadi sesanti pemersatu kerajaan Majapahit untuk mengantisipasi adanya keanekaragaman dan menanamkan pandangan bahwa meskipun berbeda, tetap kokoh dalam satu pengabdian. Kondisi sosial politik bangsa Indonesia yang tak jauh berbeda dengan kerajaan Majapahit menjadi salah satu dasar kesepakatan dalam menggunakan filosofi dari Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa. Secara yuridis Bhinneka Tunggal Ika telah resmi menjadi semboyan bangsa Ind