Keteraturan Alam Semesta

 

Sumber gambar : Pixaby

Oleh: Fahira Septiani (Mahasiswi Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang) 

 

Alam semesta tersusun atas banyak hal di dalamnya. Kebedaraan alam, lingkungan dan kondisi sekitar, baik yang berada di dalam atmosfer bumi ataupun yang berada di luar atsmosfer bumi menunjukkan suatu desain yang sempurna. Semua seperti sengaja dibuat untuk mendukung kehidupan manusia sebagai makhluk yang paling kompleks.

Apabila memerhatikan alam semesta dengan lebih dalam dan menyeluruh, akan didapati begitu banyak keteraturan dan keindahan sekaligus keluarbiasaan yang ada di dalamnya. 100% kehidupan ditentukan dan dipengaruhi oleh kondisi alam. Sejak awal bangun tidur hingga kembali tidur, semua bergantung pada semua yang disediakan oleh alam. Ketika bangun dan manusia bernafas menggunakan oksigen yang ada di udara. Pertanyaannya apakah manusia menyadari bahwa aktifitas menghirup udara, yang lakukan tanpa perlu berfikir, ternyata bisa terjadi hanya apabila viskositas atau kerapatan udara seperti sekarang.

Dalam proses bernafas melibatkan proses pertukaran antara oksigen dan karbondioksida. Oksigen memiliki kerapatan yang sangat tepat yaitu 21%, seandainya kerapatan ini membesar, tentunya akan sangat sulit untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru, dan kebakaran hutan akan sering terjadi.

Semua ini membuktikan adanya keteraturan yang sungguh luar biasa yang di ciptakan oleh Sang Pencipta Yang Maha Sempurna. Michael Denton dalam bukunya Nature’s Destiny mengomentari hal ini: “Sudah jelas bahwa jika kerapatan udara kebih besar, hambatan udara tidak akan memungkinkan untuk bernafas, dan tidak ada rancangan sistem pernafasan lain yang mampu menghantarkan oksigen yang cukup bagi makhluk hidup yang menghirup udara dengan metabolisme yang aktif. Dengan melihat hal yang mungkin terjadi bahwa tekanan atmosfer terhadap kandungan oksigen yang mungkin, menjelaskan bahwa adanya suatu daerah yang menarik. Dimana berbagai kondisi untuk kehidupan terpenuhi. Adanya hal yang menarik bahwa dengan beberapa kondisi yang menentukan tercapainya kondisi pada daerah ini dari adanya banyak kemungkinan keadaan atmosfer. Pertanyaan berikutnya bagaimana jadinya bila gravitasi yang menjamin kita tetap berada di permukaan bumi berkurang atau bertambah?. Jika gravitasi di permukaan bumi lebih kuat dari sekarang maka atsmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana. Jika lebih lemah maka atsmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.

Berikutnya jika kerak bumi lebih tebal maka terlalu banyak oksigen berpindah dari atsmosfer ke kerak bumi. Jika lebih tipis maka aktifitas tektonik dan vulkanis akan terlalu besar. Jika medan magnet lebih kuat maka badai elektromagnetik terlalu merusak. Jika lebih lemah maka kurang perlindungan dari radiasi yang membahayakan  dari bintang. Jika perbandingan antara cahaya matahari yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan lebih besar maka zaman es tak terkendasi akan terjadi. Jika lebih kecil, maka efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi. Jika kadar ozon lebih besar maka suhu permukaan bumi terlalu rendah. Jika lebih kecil maka suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi ultraviolet. Jika jarak bumi dengan matahari lebih jauh maka planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil. Jika lebih dekat, maka planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil. Jika kerak bumi lebih tebal maka terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi. Jika lebih tipis maka aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar. Dan masih banyak lagi contoh bahwa alam semesta ini di ciptakan dengan keteraturan yang luar biasa.

Keajaiban sekali lagi dapat dilihat dari siklus kehidupan yang terbatas dan berakhir pada suatu individu ini. Dalam setiap generasi dan zaman, sungguh jumlah dalam kehidupan ini selalu terjaga keseimbangan. Hal ini karena berlakunya hukum keseimbang pada kehidupan diseluruh alam. Kehidupan tersusun dalam keseimbangan yang begitu rapi, dan direncanakan dengan maksud tertentu. Rancangan dan keseimbangan ini tentulah terlalu luar biasa untuk dilakukan oleh makhluk setingkat manusia. Para ilmuan sejak dulu sudah menyadari, bahwa sesungguhnya manusia hidup dalam kondisi yang benar-benar sesuai untuk mendukung perkembangan umat manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Jenjang Pendidikan Formal Kader HMI

Implementasi Bersyukur dan Ikhlas dalam Meneguhkan Qalbu