Memahami Surat Yusuf Ayat 2: Agar Menggunakan Akal

 

(Picture from google)

Oleh: Muhamad Faiz Mubarok*

*Ketua Umum HMI Komisariat Saintek 2021-2022

{ إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ قُرۡءَ ٰ⁠ نًا عَرَبِیࣰّا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ }

"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti." (Q.S Yusuf: 2)

Ayat di atas merupakan penjelasan dari Allah Swt. bahwa al-Kitab (ketetapan) yang diturunkan oleh-Nya itu berupa bacaan yang berbahasa arab (qur'aanan arabiyyan). Kata "qur'an" pada ayat ini lebih tepat diartikan bacaan. Sebab, kata ganti (dlomir) "hu" itu merujuk pada ketetapan yang Allah turunkan, yang sekarang telah terkodifikasi menjadi satu kitab yaitu al-Qur'an. Maka, ketetapan itu diturunkan sebagai bacaan yang berbahasa Arab.

Ayat ini ditutup dengan pernyataan "agar kalian mengerti." Apa yang dimaksud ayat ini agar kalian (umat manusia) mengerti? Dalam Tafsir Jalalain, ta'qiluun ditafsirkan dengan memahami makna-maknanya. Tetapi, tidak cukup hanya memahami makna-maknanya. Sebab, untuk dapat mengambil pelajaran atau pesan dari suatu ayat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu al-ibrah bi umuumi al-lafdhi dan al-ibrah bi khususi al-sababi.

Makna Ta'qiluuna

Berikut adalah pembahasaan utama dalam tulisan ini, tentang makna la'allakum ta'qiluuna. Sebagaimana makna literal, yaitu supaya kalian menggunakan akal. Maka, kalimat itu memberikan perintah kepada manusia untuk berpikir menggunakan akalnya. Sebab, manusia dikaruniai akal yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yang berguna untuk berpikir.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa manusia diperintahkan untuk berpikir atau menggunakan akal. Namun, setelah berpikir, apa yang harus manusia temukan berkaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu qur'aanan 'arobiyyan? Adakah sebab khusus untuk memahami ayat ini?

Al-Qur'an diturunkan dalam konteks masyarakat jahiliyah yang sangat gila sastra. Mereka sangat ahli membuat syair-syair. Dan orang-orang yang bisa membuat kalimat-kalimat indah itu adalah kerasukan jin, atau mendapatkan informasi dari jin. Jadi, mereka mendapatkan ilham dari jin yang menjadikan mereka jenius membuat kalimat puitis. Maka, ketika al-Qur'an turun Nabi Muhammad Saw. juga dianggap orang yang kerasukan jin.

Allah menurunkan al-qur'an dengan tingkat bahasa yang tinggi bertujuan untuk melemahkan (i'jaz/mu'jizat) orang-orang arab yang gila sastra. Maka, ta'qiluuna pada ayat 2 Surat Yusuf ini harus dipahami menggunakan al-ibrah bi khususi al-sabab. Jadi, manusia harus menggunakan akalnya untuk memahami bahwa al-Qur'an (qur'aanan 'arobiyyan) itu bukan dari jin, melainkan dari Allah Swt.

Tidak hanya aspek kebahasaannya yang menggunakan tingkat sastra yang tinggi, al-Qur'an juga memiliki substansi yang tidak dimiliki oleh syair-syair pujangga Arab. Salah satu contohnya adalah surat al-Ashr. Perhatikan setiap akhir ayat surat tersebut. Semua menggunakan "ro" yang dimatikan (waqof) (baca: berhenti). Substansi yang ada di dalamnya juga sangat bermakna, yaitu tentang iman dan amal shalih. Bahwa iman dan amal shalih itu bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang, yang apabila salah satunya tidak ada, maka sama dengan ketiadaan keduanya. Jadi, orang yang beramal shalih juga harus beriman, begitu lula sebaliknya.

Maka, menggunakan akal pikiran menjadi kebutuhan dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an. Karunia dari Allah ini jangan sampai disia-siakan dengan tidak menggunakannya untuk kemajuan kehidupan manusia. Wallahu a'lam bi al-shaawab

Comments

Popular posts from this blog

Jenjang Pendidikan Formal Kader HMI

Implementasi Bersyukur dan Ikhlas dalam Meneguhkan Qalbu

Keteraturan Alam Semesta